Rabu, 24 Juni 2015

Evaluasi Performa Andragogi Kelompok 3

“Cyberbullying”


Oleh:
Kelompok 3
Bullying adalah fenomena yang kerap terjadi & tidak asing lagi di telinga kita. Ada beberapa jenis bullying. Salah satunya adalah cyberbullying.  Jenis bullying ini masih kurang commonbagi orang Indonesia dan bahkan beberapa dari kita belum mengetahui seperti apa cyberbullying itu. 

Kurangnya pengetahuan mengenai cyberbullying berdampak pada terjadinya cyberbullying dengan intensitas yang cukup tinggi. Pada awal tahun 2015, muncul berbagai cercaan terhadap Haji Lulung melalui meme yang tersebar di jejaring sosial, mulai dari facebook, youtube, instagram, bahkan path. Haji Lulung menyatakan ketidaksenangannya atas 'lucu-lucuan' tentang dirinya yang beredar di dunia maya pada salah satu stasiun televisi Indonesia dalam suatu acara outdoor talk show. Selain Haji Lulung, Brigadir Dewi Sri Mulyani dengan kalimat"disitu kadang saya merasa sedih" juga menjadi bahan tertawaan masyarakat Indonesia. Ia menyatakan kekecewaannya terhadap gambar-gambar dan video yang diedit sedemikan rupa yang beredar di jejaring sosial melalui suatu acara talkshow di salah satu stasiun televisi Indonesia.

Cyberbullying bersifat subjektif. Walaupun demikian, kita dapat mempelajari, mengenali, dan peka terhadap hal ini. Pembelajaran dapat dilakukan dengan teknik proyektif. Pembelajaran dengan teknik proyektif dapat menjaga self-esteem seseorang. Melalui teknik proyektif, fasilitator menyajikan cerita lewat ilustrasi gambar dan video yang diakhiri dengan sesi diskusi. Pada sesi diskusi, peserta didik mengungkapkan perasaannya, tata nilai, keinginannya atau apa yg ingin dilakukan (insight) sesudah mendapatkan novel knowledge mengenai cyberbullying.

Teman-teman terdekat menjadi sasaran pembelajaran ini dengan harapan bahwa mereka selanjutnya akan menjadi agent of change. Harapan kecil yang kami inginkan pada keenam orang teman terdekat ini adalah dapat mencegah cyberbullying atas dirinya dan atas orang lain, juga dapat mengatasi masalah apabila suatu ketika ia menjadi korban cyberbullying. Harapan yang lebih besar adalah mereka bisa membagikan pengetahuan tersebut kepada orang-orang disekitarnya dan mampu mengontrol diri untuk tidak melakukan cyberbullying. Dampak dari pembelajaran yang mungkin akan dirasakan oleh peserta didik apabila ia pernah menjadi korban bully adalah bahwashe's not alone. Ada orang lain yang pernah menjadi korban bullying juga. Peserta didik ini dapat melihat bahwa ada orang-orang yang peduli terhadap korban cyberbullying, ada orang-orang yang berusaha mencegah cyberbullying. Hal ini mungkin dapat memberikan sedikit kelegaan untuknya dan mencegahnya untuk mem-bully orang lain karena beberapa korban bullying dinyatakan berpotensi balik melakukan bullying terhadap orang lain, membalaskan apa yang pernah ia rasakan.

Teman-teman terdekat diajak menjadi peserta didik tidak hanya berdasarkan kepraktisan tetapi juga atas kepedulian kelompok terhadap pengalaman yang kami dengar dari beberapa peserta didik dan beberapa anggota kelompok yang pernah menjadi korban bullying dan pelaku bullying. Waktu dan tempat pelaksanaan di Lantai II Gedung C Fakultas Psikologi dipilih berdasarkan hasil diskusi kelompok 3 dengan peserta didik karena pertimbangan cuaca dan udara yang cukup panas pada saat itu. Peserta didik menginginkan kenyamanan saat proses berlangsung, maka dari itu mereka memilih untuk duduk di lantai gedung dan beberapa kali jeda untuk merenggangkan badan dan urusan ke belakang. Kelompok menyediakan minuman teh dalam kemasan, masing-masing mendapat satu agar peserta tidak kehausan. Peralatan yang akhirnya kami pergunakan saat pelaksanaan adalah sebuah laptop dan dua kamera smart phone untuk merekam dokumentasi dari dua sisi, depan dan belakang peserta didik. 
Dari hasil diskusi di akhir sesi, seorang peserta didik yang merupakan korban bullying yang kemudian menjadi pelaku bullying menyatakan bahwa ia merasa kasihan pada Amanda Todd yang berjuang untuk menghapuskan cyberbullying terhadapnya dan kemudiaan ditemukan tewas di kamar apartemennya setelah beberapa kali percobaan bunuh diri. Ia mengatakan bahwa seharusnya teman-teman sekolah Amanda Todd berhenti melakukan cyberbullying, menghapus gambar tersebut dari media sosial, dan membantunya untuk bangkit setelah Amanda Todd menyatakan bahwa ia depresi. Peserta didik yang lain menyatakan bahwa kenapa orang-orang disekitar Amanda Todd itu tidak dapat membantu, tidak dapat mencegah Amanda Todd untuk bunuh diri lagi, atau membawanya ke psikiater atau psikolog untuk terapi atau diberikan penanganan. Seharusnya ada yang bisa yang bisa membantu dari sekian banyak orang disekitarnya, minimal sahabatnya sendiri atau keluarganya. Peserta didik yang lain juga ikut mengungkapkan bahwa pembelajaran ini bermanfaat bagi mereka yang sebelumnya tidak tahu bahwa 'lucu-culuan' ini termasuk cyberbullying, bagaimana perasaan mereka, menceritakan keadaan tokoh-tokoh yang ditayangkan dalam video, dan apa yang dapat mereka lakukan setelah ini seperti lebih aware apabila mengetahui adanya cyberbullying atau tanda-tanda terjadinya cyberbullying terhadap seseorang disekitarnya. Selanjutnya mereka dapat membantu teman-temannya atau keluarganya apabila menjadi korban cyberbullying. Salah satu peserta didik yang pernah menjadi korban cyberbullying menyatakan bahwa tokoh animasi tersebut akhirnya mengatasi masalahnya dengan bantuan keluarganya. Ia menyatakan bahwa seorang korban cyberbullying ternyata seharusnya menceritakan pada orang terdekatnya, misalnya abang atau sahabatnya.



Pembagian Tugas

a. Pra-Pelaksanaan
Perencanaan:  Seluruh an
Menyusun prosedur pelaksanaan:  Yunike, Flora, Utary
Mencari video:  Renita, Flora
Mencari gambar:  Utary
b. Pelaksanaan
Presenter:  Renita, Gianne, Yunike
Dokumentasi:  Flora, Yunike, Utary
Operator laptop :   Utary
(sambil menjelaskan isi video)

c. Presentasi
Video Editor:  Yunike
Ice Breaker:  Renita, Yunike, Gianne
Presenter: Utary, Gianne
Operator laptop: Flora
(sambil menjelaskan video)
Menanggapi Audience:  Gianne, Renita, Flora, Utary, Yunike



Pertanyaan & Tanggapan dari Audience Kelas Andragogi
  • Rini  (13-066)
P :  Kalau dengan stand up comedy, biasanya kan komiknya suka menghina  atau mentertawakan orang juga. Di slide apabila sebagai pendidik, lalu gimana caranya kalo mau ngasih tau ke sepupu untuk mencegah cyberbullying?
T : Kita meskipun bukan sebagai pendidik, kita juga harus menjelaskan perbedaaan antara humor dan sarcasm. Stand up comedy salah satunya. Misalnya ada saudara kita yang merasa dibully dan susah mengutarakan perasaannya, bisa memakai cara seperti stand up comedy (mengutarakan pendapat tanpa membuat orang lain tersakiti).
  • M. Saif  (12-027)
P :  Gimana kita tahu dia ngerasa dibully/ tidak?
T : Dari video yang kami tampilkan, disitu di tampilkan bahwa orang yg merasa di bully akan lebih banyak terlihat sendiri daripada berkumpul dengan orang lain dan juga dia akan terlihat murung atau sedih. 

  • Agita  (13-044)
P :  Kenapa videonya kebanyakan lebih tentang respon audience daripada untuk audience di kelas?
T :  Karena itu pendekatan teknik proyeketif  jadi kami menampilkan video kepada audience tentang cyberbully yang menjadi trending topic di kalangan anak muda yang aktif menggunakan social media, dengan menampilkan video kami ingin membuat perubahan kepada teman audience yang menjadi pelaku cyberbully atau yang menjadi korban cyberbully. Kami berhdapa audience menjadi agent of agency untuk mengubah perilaku cyberbully yang dapat menyakiti orang lain.

  • Indri  (12-011)
P : Gimana kalau teman kita gak punya power untuk mengatakan kalo mereka itu tersakiti karena cyberbullying?
T : Kita sebagai orang yang sudah mengetahui ciri-cirinya atau tanda-tandanya sebaiknya menanyakan secara langsung dan membantunya seperti tips-tips yang kami bagikan tadi. Dan kita juga bisa membagikan apa yang kita ketahui ini pada orang lain agar orang ini juga dapat mengetahui tanda-tanda terjadinya cyberbullying disekitar mereka dan mereka dapat membantu orang lain lagi.

  • Livi  (12-002)
P : Konsepnya sangat bagus. Videonya kurang lebar dan suara spekernya kurang besar. Materinya bagus, sesuai dengan mahasiswa yang menggunakan internet. Gimana kalo Dijah Yellow & Syahrini? Dia kan senang-senang aja, malah mencari popularitas dari situ. Gimana sebenarnya konsep cyberbullying itu?
T : Cyberbullying sebenarnya tergantung persepsi subjek. Jika subjek tidak merasa dihina/dibully di sosmed maka itu bukan cyberbullying. Contohnya seperti Dijah Yellow dan Syahrini. Mereka memang tidak menganggap komen-komen orang di instagram mereka sebagai hinaan. Mereka malah memanfaatkan itu untuk membuat mereka tenar.
  • Firman  (13-088)
Saran :  Konsepnya bagus, seharusnya dilaksanakan di kelas besar saja karena informasinya juga penting untuk kita semua.

NB: 
P=PERTANYAAN/PERNYATAAN
T=TANGGAPAN

Dokumentasi





Demikian hasil kerja kelompok kami. Kami berterima kasih kepada semua teman-teman yang sudah berpartisipasi dalam proses pengerjaan tugas ini dan yang sudah memberikan tanggapan pada hasil kerja kelompok ini serta dosen yang telah memeberikan masukan yang membangun.