Selasa, 30 Desember 2014

Teori Albert Ellis dan Kondisi Psikologis Keluarga Korban Air Asia QZ 8501








Awalnya, sebelum menuliskan artikel ini, saya merasa sangat bingung apa yang akan dibahas dan apa yang menjadi contoh kasus. Saat memeriksa handphone dan membuka akun sosial media saya, siang hari pada 28 Desember, Indonesia dikejutkan oleh hilangnya pasat Air Asia QZ 8501 hilang kontak dengan kontrol lalu lintas udara pada pukul 07:24 tanggal 28 Desember pagi dan telah ditemukan beberapa bagian pesawat dan jenazah penumpang pesawat tersebut. Ketika membaca berita tersebut dalam beberapa website, saya juga melihat respons dari masyarakat dalam kolom komentar. Hampir semua responnya adalah mendoakan agar pesawat ataupun serpihannya ditemukan maupun keluarga yang menunggu di Bandara Juanda, Surabaya termasuk keluarga saya di rumah.
Tanggapan keluarga saya mengenai peristiwa ini, terutama Kakek dan Nenek saya beranggapan bahwa ada kaitan kuasa Tuhan dan banyak di sosial media beranggapan seperti ini juga. Contohnya, ada artikel yang memuat cerita tentang 10 penumpang yang batal terbang karena terlambat dan Keluarga korban histeris)
Nah bahasan kali ini adalah analisa kasus beberapa penumpang Air Asia (sumber dari surat kabar elektronik) yang akan dibahas menurut pandangan Limited Domain Psychology, oleh Albert Ellis.


Model of Emotional Disturbance
Menurut Albert Ellis membangun konsep ABCDE (dasar dari REBT) yang pada awalnya terbangun dari 3 pilar yang membangun tingkah laku individu (ABC), yaitu:

Antecedent Event (A)
adalah Peristiwa apapun yang terjadi

Irrational Belief (B)
Kepercayaan atau keyakinan yang irasional tentang Event yang terjadi di “A”
 Manusia memiliki 2 sistem berpikir:
1.      Rasional (sistem berpikir seseorang yang tepat, masuk akal, bijaksana)
2.      Irasional (sistem berpikir seseorang yang salah, tidak masuk akal,dan cenderung emosional)

Emotional Consequence of Irrational Belief (C)
Konsekuensi yang secara emosi tentang kepercayaan irasional.

Dispute (D)
Usaha untuk membantah segala kepercayaan irasional. Menggantikan/mengubah perasaan negatif ataupun pemikiran yang tidak realistis menjadi lebih rasional sehingga dapat membuat penilaian yang sesuai atau tepat untuk masalah situasi tersebut.

Psychological Effect (E)
Efek psikologis yang baru. Hasil pemikiran yang lebih beralasan (rasional) tentang peristiwa yang asli atau perubahan interpretasi seseorang terhadap sebuah situasi.



 Kembali ke kasus
untuk teman-teman yang ingin membaca lebih lengkap, saya sertakan linknya




Mari kita geledah kasusnya!


Kasus 1

Dalam kejadian telatnya 10 penumpang (satu keluarga) saat ingin check in di Bandara penerbangan AirAsia. Kejadian keterlambatan adalah A. Awalnya penumpang tersebut kecewa dan sempat marah (emosi kecewa dan sempat marah merupakan C)  karena merasa tidak ada pemberitahuan tentang perubahan jadwal penerbangan AirAsia. (sedangkan merasa tidak adanya pemberitahuan disebut B; karena tidak mungkin suatu penerbangan akan berubah jadwal tanpa pemberitahuan)
nb: Saya tahu akan hal ini karena sering memakai jasa angkutan udara hehehe :D
lanjut!
namun ternyata pihak AirAsia tersebut menjelaskan bahwa sudah ada pemberitahuan lewat email dan nomor telepon dua hari sebelum keberangkatan. Setelah dijelaskan alasan dari pihak AirAsia, penumpang tersebut tidak mempersoalkan masalah tersebut (yang menjadi D di sini adalah ketika penumpang tersebut sudah berpikir dengan rasional karena pihak AirAsia ternyata sudah memberitahuan perubahan jadwal penerbangan tersebut). Akhirnya, pada hari itu terdengarlah kabar bahwa pesawat yang nyaris di tumpanginya itu hilang. Akhirnya mereka sekeluarga mengambil hikmah dari kejadian tersebut dan merubah persepsinya terhadap situasi terlambat tersebut bahwa ada pekerjaan tangan Tuhan untuk keluarga mereka. Hal ini yang menjadi E.



Kasus 2

Peristiwa kedua berasal dari keluarga korban hilangnya pesawat AirAsia yang adalah seorang ayah dari salah satu penumpang pesawat tersebut. Setelah tersiar berita tentang ditemukannya serpihan pesawat tersebut (ini adalah A), pria tersebut pingsan karena tidak kuasa menahan kesedihan. (respon emosi terhadap kepercayaan yang belum diyakini secara rasional ini adalah C) . Lalu ibu Tri Rismaharini, Wali Kota Surabaya, mencoba menenangkan bapak tersebut. Disisi lain ada seorang bapak yang marah karena wartawan meliput gambar istrinya saat mereka sedang berduka karena berita malang AirAsia tersebut (ini juga C). Bukan hanya mereka saja, namun juga ada satu pria yang juga merupakan orang tua dari salah satu penumpang itu, ia awalnya meyakinkan diri bahwa itu bukan serpihan pesawat , yang dimana adalah B. Setelah itu ia menyadari itu salah setelah melihat tayangan televisi yang menayangkan jenazah yang terapung di laut yang adalah D
Lalu dimana letak E pada kasus kedua? Pada kasus kedua pasti akan terdapat Efek Psikologis namun kita belum tahu apakah akan menjadi positif atau negatif? atau lebih kepada berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menjadi efek positif?. Tapi yang bisa kita lakukan adalah turut mendoakan keluarga korban agar diberi kekuatan dalam situasi ini.



Terima kasih pembaca sekalian. Jika ada kritik dan saran yang membangun tolong beri di kolom komentar ya, karena
“Lebih baik teguran yang nyata-nyata dari pada kasih yang tersembunyi”
Proverbs 27:5.


Sumber Bacaan:

Senin, 24 November 2014

Tempat Pensil Daur Ulang

Ciye yang ngebuka link blognya
Selamat Datang!!!
*nari saman*

Kalau kata Tulus sih "Kita adalah sepasang sepatu, selalu bersama tak bisa bersatu"
Tapi kalau sepatunya hilang sebelah gimana? Bingung mau diapain? Dijual juga ga laku walau di diskon sekalipun?
((( TENANG )))    
          
Meskipun kulit sepatu belum ada ekstraknya tapi kita bisa kok daur ulang sepatu jadi.....

TEMPAT PENSIL



daripada beli di Pajus 10 ribu yang belum ditambah naiknya harga BBM

Produk ini terinspirasi oleh seseorang yang memiliki banyak sepatu bekas dan seseorang yang tempat pensilnya sering rusak.
Maka dari itu, tercetuslah ide untuk membantu kedua orang tersebut
yaitu membuat tempat pensil dari sepatu.
Untuk membuatnya, maka dibutuhkan:

Alat dan Bahan
1. Sepatu bahan kain ringan
2. Hiasan (pita, manik-manik, bunga tiruan, atau lainnya)
3. Lem batang
4. Glue Gun
5. Resleting





untuk bahan tapak dalam
6. Kertas kilap
7. Kertas karton tipis





untuk mencegah ketidaksiapan
8. Kesiapan hati



Nah jadi begini nih cara buat tempat pensil daur ulang dari sepatu:

Pertama
Siapkan sepatunya. Disarankan sepatu kain yang ringan seperti sneakers. Karena kalau high heels dan sepatu boot tentara terlalu berat untuk masuk tas.

Kedua
Jahit resleting dengan menggunakan tangan di sisi lubang untuk memasukkan kaki pada sepatu.

Ketiga
Tempel pernak pernik menggunakan lem tembak atau lem lainnya yang kuat untuk menempel.
Pola hiasan bisa disesuaikan menurut keinginan hati sendiri, pacar, maupun hati-hati yang lain.

Keempat
Cetak tapak sepatu pada karton tipis dan kertas kilap untuk menutupi tapak sepatu bagian dalam yang sudah usang.

Kelima
Meskipun tidak wajib, tapi tambahkan pita untuk dapat dipegang.

Keenam
Masukkan perlengkapan alat tulis ke dalamnya

FOILA!



SELAMAT MENCOBA
JANGAN LUPA KLIK LIKE YA!!!

tambahan
Sudah ada beberapa orang yang puas terhadap hasil karya ini




Jumat, 24 Oktober 2014

Konsep Performa Kelompok I (Kreativitas)



Konsep Performa Kelompok 1 adalah membuat karya Pop Up berbentuk buku yang memiliki satu cerita atau drama dengan tambahan sound effect. Buku ini terbuat dari kertas biasa dan kertas karton.

Anggota Kelompok
Kristin Citra Napitupulu          11-051
Fiorella Silviani                       11-091
Friska Pontoria                       11-106
Fitri Silaen                              11-122
Gianne H Situmorang              13-103

Pop-up, merupakan salah satu bidang kreatif dari paper engineering yang di Indonesia kini semakin digemari dan sedang berkembang. Singkatnya, Pop-up adalah sebuah kartu atau buku yang ketika dibuka bisa menampilkan bentuk 3 dimensi atau timbul. Perkembangan pop-up diawali dengan kontruksi yang masih sederhana dengan teknik yang disebut movable book (buku bergerak), dengan melibatkan peran mekanis pada kertas yang disusun sedemikian rupa sehingga gambar/objek/beberapa bagian pada kertas tampak bergerak, memiliki bentuk atau dimensi. biasanya dipakai untuk memperjelas bagian-bagian yang ingin disampaikan dengan membuatnya nyata ( 3 Dimensi ) namun dengan mempergunakan halaman yang singkat. jadi tidak memakan banyak halaman pada buku. Biasanya pop up digunakan sebagai media bercerita atau mengajar anak-anak yang menarik karena bentuknya yang tidak biasa sehingga anak-anak tertarik.

Awalnya kelompok kami sangat bingung ingin membuat apa untuk performa kelompok karena banyaknya perbedaan pendapat, misalnya membuat puisi sampai ingin membuat satu permainan, yang menurut kami sangat biasa dan kurang adanya manfaatnya. Hal ini termasuk Person dalam teori 4P, yaitu adanya keunikan individu dalam interaksinya dengan lingkungan. Lalu karena kami lumayan pusing dan bingung, kami memberikan waktu sejenak untuk tidak memikirkan tugas performa ini dengan tujuan untuk menenangkan pikiran sejenak agar dapat kembali lagi memikirkan dengan jernih dan sambil mencari inspirasi perseorangan. Hal ini lah yang dinamakan Process. Lalu sampailah salah satu anggota kelompok kami memberikan pendapat yang menurut kami sangat menarik dan simpel secara konsep.
Akhirnya kami menentukan bahwa Pop Up lah yang menjadi pilihan didukung juga karena adanya Press atau dorongan dari luar bahwa kelompok lain sudah menentukan pilihan dan juga waktu yang sudah semakin singkat dan motivasi dari kelompok kami untuk mendapatkan nilai yang sangat baik dalam mata kuliah Kreativitas. Saat itulah kami mulai memikirkan untuk membuat sesuatu atau Product dari bahan yang sederhana dengan sedikit prinsip ekonomi yaitu pengeluaran sekecil-kecilnya dengan keuntungan yang sebesar-besarnya jika produk tersebut dipasarkan.


sumber:
http://dgi-indonesia.com/sekilas-tentang-pop-up-lift-the-flap-dan-movable-book/