Awalnya, sebelum
menuliskan artikel ini, saya merasa sangat bingung apa yang akan dibahas dan
apa yang menjadi contoh kasus. Saat memeriksa handphone dan membuka akun sosial
media saya, siang hari pada 28 Desember, Indonesia dikejutkan oleh hilangnya pasat
Air Asia QZ 8501 hilang kontak dengan kontrol lalu lintas udara pada pukul
07:24 tanggal 28 Desember pagi dan telah ditemukan beberapa bagian pesawat dan jenazah
penumpang pesawat tersebut. Ketika membaca berita tersebut dalam beberapa
website, saya juga melihat respons dari masyarakat dalam kolom komentar. Hampir
semua responnya adalah mendoakan agar pesawat ataupun serpihannya ditemukan
maupun keluarga yang menunggu di Bandara Juanda, Surabaya termasuk keluarga
saya di rumah.
Tanggapan keluarga saya
mengenai peristiwa ini, terutama Kakek dan Nenek saya beranggapan bahwa ada
kaitan kuasa Tuhan dan banyak di sosial media beranggapan seperti ini juga.
Contohnya, ada artikel yang memuat cerita tentang 10 penumpang yang batal
terbang karena terlambat dan Keluarga korban histeris)
Nah bahasan kali ini
adalah analisa kasus beberapa penumpang Air Asia (sumber dari surat kabar
elektronik) yang akan dibahas menurut pandangan Limited Domain Psychology, oleh
Albert Ellis.
Model of Emotional Disturbance
Menurut Albert Ellis membangun
konsep ABCDE (dasar dari REBT) yang pada awalnya terbangun dari 3 pilar yang
membangun tingkah laku individu (ABC), yaitu:
Antecedent
Event (A)
adalah Peristiwa apapun
yang terjadi
Irrational
Belief (B)
Kepercayaan
atau keyakinan yang irasional tentang Event yang terjadi di “A”
Manusia
memiliki 2 sistem berpikir:
1. Rasional (sistem
berpikir seseorang yang tepat, masuk akal, bijaksana)
2. Irasional (sistem
berpikir seseorang yang salah, tidak masuk akal,dan cenderung emosional)
Emotional
Consequence of Irrational Belief (C)
Konsekuensi yang secara
emosi tentang kepercayaan irasional.
Dispute
(D)
Usaha untuk membantah
segala kepercayaan irasional. Menggantikan/mengubah perasaan negatif ataupun
pemikiran yang tidak realistis menjadi lebih rasional sehingga dapat membuat
penilaian yang sesuai atau tepat untuk masalah situasi tersebut.
Psychological Effect (E)
Efek psikologis yang
baru. Hasil pemikiran yang lebih beralasan (rasional) tentang peristiwa yang
asli atau perubahan interpretasi seseorang terhadap sebuah situasi.
Kembali ke kasus
untuk
teman-teman yang ingin membaca lebih lengkap, saya sertakan linknya
http://www.tempo.co/read/news/2014/12/30/058631868/Puing-Ditemukan-Keluarga-Korban-Air-Asia-Histeris
)
Mari
kita geledah kasusnya!
Kasus 1
Dalam kejadian telatnya 10 penumpang (satu keluarga)
saat ingin check in di Bandara penerbangan AirAsia. Kejadian keterlambatan adalah A. Awalnya penumpang tersebut kecewa
dan sempat marah (emosi kecewa dan
sempat marah merupakan C) karena
merasa tidak ada pemberitahuan tentang perubahan jadwal penerbangan AirAsia. (sedangkan merasa tidak adanya
pemberitahuan disebut B; karena tidak mungkin suatu penerbangan akan
berubah jadwal tanpa pemberitahuan)
nb: Saya tahu akan hal ini karena sering memakai
jasa angkutan udara hehehe :D
lanjut!
namun ternyata pihak AirAsia tersebut menjelaskan
bahwa sudah ada pemberitahuan lewat email dan nomor telepon dua hari sebelum keberangkatan.
Setelah dijelaskan alasan dari pihak AirAsia, penumpang tersebut tidak mempersoalkan
masalah tersebut (yang menjadi D di sini
adalah ketika penumpang tersebut sudah berpikir dengan rasional karena pihak
AirAsia ternyata sudah memberitahuan perubahan jadwal penerbangan tersebut). Akhirnya,
pada hari itu terdengarlah kabar bahwa pesawat yang nyaris di tumpanginya itu
hilang. Akhirnya mereka sekeluarga mengambil hikmah dari kejadian tersebut dan merubah persepsinya terhadap situasi
terlambat tersebut bahwa ada pekerjaan tangan Tuhan untuk keluarga mereka. Hal
ini yang menjadi E.
Kasus 2
Peristiwa kedua berasal dari keluarga korban
hilangnya pesawat AirAsia yang adalah seorang ayah dari salah satu penumpang
pesawat tersebut. Setelah tersiar berita tentang ditemukannya serpihan pesawat tersebut
(ini adalah A), pria tersebut
pingsan karena tidak kuasa menahan kesedihan. (respon emosi terhadap kepercayaan yang belum diyakini secara rasional
ini adalah C) . Lalu ibu Tri Rismaharini, Wali Kota Surabaya, mencoba
menenangkan bapak tersebut. Disisi lain ada seorang bapak yang marah karena
wartawan meliput gambar istrinya saat mereka sedang berduka karena berita
malang AirAsia tersebut (ini juga C).
Bukan hanya mereka saja, namun juga ada satu pria yang juga merupakan orang tua
dari salah satu penumpang itu, ia awalnya meyakinkan diri bahwa itu bukan
serpihan pesawat , yang dimana adalah B.
Setelah itu ia menyadari itu salah setelah melihat tayangan televisi yang
menayangkan jenazah yang terapung di laut yang
adalah D
Lalu dimana letak E pada kasus kedua? Pada kasus kedua pasti akan terdapat Efek
Psikologis namun kita belum tahu apakah
akan menjadi positif atau negatif? atau lebih kepada berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menjadi efek positif?.
Tapi yang bisa kita lakukan adalah turut mendoakan keluarga korban agar diberi
kekuatan dalam situasi ini.
Terima kasih pembaca
sekalian. Jika ada kritik dan saran yang membangun tolong beri di kolom
komentar ya, karena
“Lebih baik teguran
yang nyata-nyata dari pada kasih yang tersembunyi”
Proverbs 27:5.
Sumber Bacaan: