Pengertian
Agama
Istilah Agama dalam
bahasa Sanskerta terdiri dari kata ”a” berarti “tidak” dan “gama”
yang berarti “Kacau Balau”. Jadi kalau kedua kata itu digabungkan maka agama
berarti tidak kacau balau. Istilah yang ke dua adalah “Religare” dalam bahasa Latin yang berarti “Terikat” dan dalam
bahasa Semit disebut dengan “Din”
yang berarti “Hukum”. Jadi dapat
ditarik kesimpulan bahwa Agama adalah Hukum-hukum yang mengikat masyarakat agar
tidak kacau balau.
Kata “Religare” juga dapat berarti “mengembalikan ikatan”, “mengikatkan
kembali”. Dari istilah ini dapat diartikan bahwa “agama” usaha manusia
untuk mengembalikan, memulihkan hubungan yang rusak antara manusia dengan
Allah. Hubungan yang rusak antara manusia dengan Allah pertama sekali terjadi
ketika manusia (Adam dan Hawa) jatuh dalam dosa.
Peranan
Agama dalam Kehidupan Manusia
Seperti yang
ditulis dalam 2 Timotius 3:16 bahwa Segala
tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk
menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam
kebenaran.
Jadi agama memiliki 3 peran dalam
kehidupan manusia, yaitu :
1. Agama berperan untuk mengubah pribadi
manusia. Maksudnya, agama bukan mengubah kepribadian seseorang secara mutlak,
melainkan mengubah perilaku manusia dari perilaku-perilaku yang tidak sejalan
dengan ajaran agama menjadi sejalan dan baik menurut agama yang bersangkutan.
Ajaran agama juga menjadi norma dan nilai yang digunakan setiap orang di dalam
berperilaku.
2. Agama berperan memperbaiki keadaan
masyarakat. Di dalam kehidupan manusia yang kompleks dan majemuk, sering kali
terjadi konflik baik antar sesama manusia maupun dengan lingkungan. Maka, dengan
penghayatan yang baik terhadap ajaran agama dan mengamalkannya dalam kehidupan
sehari-hari, diharapkan konflik antar sesama jadi hilang dan manusia semakin
mencintai alam dengan peduli akan kelestariannya.
3. Agama mempersatukan masyarakat.
Meskipun di dalam realita kehidupan, sering kali terjadi konflik antar agama,
namun sesungguhnya itu bukanlah sesuatu yang diinginkan setiap umat beragama.
Melainkan adanya oknum-oknum yang memanfaatkan perbedaan itu ke arah
konflik. Di sinilah agama berperan untuk mempersatukan masyarakat tanpa memandang
bulu melalui ajaran-ajarannya yang mengajak manusia itu untuk bersikap terbuka
dan toleransi.
Definisi
Agama Kristen
Kata “Kristen” berasal dari kata “Kristus” dalam bahasa Yunani “Christos”
yang berarti “Yang Diurapi” atau “Yang Dilantik” sebagai Penyelamat,
karena pada masa Perjanjian Lama, Raja-raja dinobatkan melalui pengurapan
minyak. Jadi orang Kristen adalah orang percaya yang mengikuti Yesus Kristus
yang telah dilantik sebagai Juru selamat.
Agama Kristen adalah
agama penyataan yang pengajaran keselamatannya didasarkan kepada pekerjaan
penyelamatan Yesus Kristus. Keselamatan itu diterima oleh orang yang percaya
akan pekerjaan penyelamatan tersebut dan diperlihatkan lewat perbuatan orang
yang setia kepada firman-Nya bahkan bersedia menderita bagi kemuliaan nama-Nya.
Dalam Kisah Para Rasul
11:26, kata “orang Kristen” dipergunakan bagi sejumlah besar orang Antiokhia
yang percaya akan Yesus Kristus dan setia kepada ajaran-Nya. Makna “orang
Kristen” di sini harus dikaitkan dengan istilah “Murid” dan istilah ini merujuk
kepada kehidupan mereka yang berbeda dengan masyarakat sekitar karena mereka
adalah murid-murid yang setia. Sedangkan dalam Kis. 26:28 kata tersebut
digunakan untuk orang yang percaya bahwa Kristus adalah Mesias yang menjadi penyelamat,
karena telah mati untuk dosa manusia dan mengalahkan kematian itu lewat
kebangkitan-Nya dari antara orang mati.
Perbedaan
Agama Kristen dengan Agama Lain
Agama Kristen memiliki
kekhasan bila dibandingkan dengan agama-agama yang lain. Agama Kristen adalah
agama yang didasarkan kepada apa yang dinyatakan Allah lewat kesaksian dalam
Alkitab.
1.
Dalam agama Kristen, Tuhan menyatakan
diri-Nya lewat Yesus Kristus sebagai Juru selamat yang rela
menjadi pengganti bagi kita, sehingga kalau kita percaya kepada Yesus, kita
tidak akan dihukum, tetapi sebaliknya diselamatkan / diampuni. Sedangkan
dalam agama lain tidak ada penyelamat atau penebus dosa karena mereka
berprinsip manusia sendirilah yang harus membayar hutang dosanya
sendiri dan Allah, adalah maha pengasih dan penyayang, mengampuni manusia
berdosa begitu saja tanpa ada penebusan ataupun penghukuman. Dari sudut pandang
Kristen, ini menunjukkan Allah itu kehilangan keadilan-Nya.
2. Prinsip dalam ke Kristenan adalah Allah mencari manusia. Namun, prinsip dari agama lain
adalah manusia mencari Allah (dengan jalan membuang dosa, berbuat baik,
berbakti, dan sebagainya).
Dalam Lukas 19:10 Yesus
berkata:
“Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang”.
Istilah ‘Anak Manusia’ menunjuk
kepada Yesus, yang juga adalah Allah sendiri. Jadi ayat ini lagi-lagi
menunjukkan bahwa pada waktu manusia itu terhilang dalam dosa, Allah mencari
manusia untuk menyelamatkannya.
Dalam
Roma 3:11 dikatakan bahwa:
“Tidak ada seorang pun yang berakal budi, tidak ada
seorang pun yang mencari Allah”.
Sebetulnya manusia bisa
mencari Allah, tetapi itu baru bisa terjadi kalau Allah sudah terlebih dahulu
mencari dia dan bekerja di dalam dirinya, sehingga ia lalu mencari Allah. Kalau
Allah tidak mencari manusia lebih dulu dan bekerja di dalam diri manusia itu,
maka manusia itu tidak akan mencari Allah.
3.
Dalam
agama Kristen, kita dapat diselamatkan hanya karena iman / percaya kepada Yesus
Kristus sebagai Tuhan dan Juru selamat, dan sama sekali bukan karena perbuatan
baik kita. Sedangkan dalam agama lain, perbuatan
baik mempunyai andil untuk menyelamatkan manusia. Sedangkan dalam agama
kristen, sekalipun perbuatan baik itu juga harus dilakukan, tetapi sama sekali
tidak punya andil dalam menyelamatkan kita.
Terlihat dari ayat Efesus 2:8-9:
“Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil
usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang
yang memegahkan diri”
Peranan
Agama dalam Pembentukan dan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa Kristen
Mahasiswa Kristen
sebagai calon-calon pemimpin masa depan diharapkan memiliki kesadaran yang
sehat akan kehidupan dan arah kehidupannya serta memiliki integritas yang
tinggi yang didasarkan pada keyakinan dan penghayatan yang kuat terhadap ajaran
agama Kristen. Melalui hal tersebut, maka akan tercipta mahasiswa Kristen yang
takut akan Tuhan, dan bukan hanya untuk menambah pengetahuan agama, namun
sebagi pengembangan kehidupan rohani di dalam bahkan di luar kampus.
Refleksi singkat dalam
kehidupan sehari-hari misalnya kita tidak hanya mengasihi orang-orang yang
seagama dengan kita, satu suku, atau hanya dalam keluarga saja, tetapi kita
harus mengasihi sesama kita, baik itu dari agama lain, suku lain, ataupun yang
tidak memiliki hubungan darah sekalipun. Menjalin komunikasi yang baik dengan
sesama kita terlebih lagi dengan Tuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar