Minggu, 13 April 2014

Minggu, 23 Maret 2014

Teori Urie Bronfenbrenner


Teori Bronfenbrenner (Teori Ekologi)

Ekologi adalah ilmu yang mengaji habitat dan interaksi antara benda hidup dengan alam sekitar. Urie Bronfenbrenner berpendapat bahwa perilaku seseorang tidak terbentuk sendiri melainkan ada peran serta lingkungan dari individu tersebut. Pengaruh lingkungan seperti interaksi dapat mengakibatkan terjadinya perubahan lingkungan dengan cepat dan terjadi di berbagai aspek.  Beliau menjelaskan perkembangan anak-anak sebagai hasil interaksi antara alam sekitar dengan anak-anak itu sendiri. Menurut kajian, perkembangan anak-anak adalah kesan lingkungan terhadap anak dan juga ciri-ciri anak tersebut pada lingkungan.
Menurut Bronfenbrenner, lingkungan perkembangan individu terdiri dalam lima sistem yaitu:
1.      Mikrosistem
Lingkungan yang terdekat dengan anak, dimana anak mempunyai interaksi secara langsung dan paling menghabiskan banyak waktu. Individu tidak dipandang sebagai sebagai penerima pengalaman yang pasif karena ia sendiri lah yang mengalami hal itu. Contoh: interaksi dengan orang tua, saudara, teman dan guru.
2.      Mesosistem
Hubungan antar mikrosistem. Apa yang berlaku dalam satu mikrosistem dapat mempengaruhi mikrosistem lainnya. Misalnya keadaan di rumah dapat mempengaruhi tingkah laku individu di sekolah atau dapat juga pengalaman keagamaan dengan pengalaman keluarga dan lain-lain. Maka dari itu jika hubugan antara individu dengan salah satu mikrosistem dapat diselesaikan dengan bantuan mikrosistem lainnya. Misalnya jika anak bermasalah dengan orang tua, anak dapat bercerita tentang masalahnya kepada guru bimbingan konseling disekolahnya.
3.      Eksosistem
Pengalaman dengan lingkungan yang tidak melibatkan murid secara langsung tetapi keputusan yang diambil dalam lingkungan tersebut memiliki kesan kepada anak-anak atau orang dewasa yang terlibat dengan anak tersebut dengan kata lain dapat mempengaruhi apa yang individu alami dalam waktu dekat. Ekosistem tidak langsung menyentuh pribadi anak secara langsung. Contoh: koran, televisi, maupun keluarga besar. Misalnya tayangan film kartun di televisi yang secara tidak langsung menayangkan kekerasan akan diingat oleh anak yang menontonnya dan kemungkinan anak tersebut dapat menirunya.
4.      Makrosistem
Perkembangan individu dipengaruhi oleh norma-norma, nilai, dan amalan masyarakat atau kebudayaan di mana individu hidup. Misalnya dalam setengah beberapa masyarakat, peranan kaum pria di titik beratkan (santrock 2008). Misalnya di beberapa negara, kaum lelaki diberi peluang pelajaran dan pekerjaan yang penting dibanding kaum perempuan.
5.      Kronosistem
Perubahan keadaan dalam suatu tempo waktu. Teori ini meliputi pemolaan peristiwa lingkungan dan transisi sepanjang rangkaian kehidupan dan keadaan sosiohistoris. Misalnya anak-anak pada zaman sekarang lebih menyukai pada permainan komputer jika dibandingkan pada dua atau tiga puluh tahun yang lalu di mana permainan di sekitar rumah lebih digemari atau dapat juga dengan karena perkembangan zaman, adanya permainan di gadget dapat menghambat proses interaksi antara satu anak dengan yang lain maupun interaksi antara anak dengan anggota keluarga lainnya.
Hubungan antara teori Bronfenbrenner dengan kehidupan sehari- hari
Pada awal tahun 2000-an, menjadi murid Sekolah Dasar menjadi masa yang sangat menyenangkan, terutama bagi saya. Di sana para murid masih belajar membaca, menulis dengan baik, dan juga berhitung namun masih diperbolehkan untuk bermain dan menikmati masa kecil dengan indahnya. Saat itu hanya anak kelas 4 sampai dengan 6 yang masuk sekolah jam 7 dan pulang jam 12 sementara anak kelas 1-3 hanya 3 jam yaitu jam 7 sampai jam 10 atau kalau masuk siang jam 10 sampai jam 1 siang. Betapa bahagianya karena masih dapat tidur siang.
Tetapi apa yang terjadi pada masa sekarang? Sekarang anak yang berada di jenjang Taman Kanak-kanak pun jam masuk sekolahnya itu pada pukul 8 pagi dan pulang pada pukul 12 siang dan ironisnya di Taman Kanak-kanak ini anak yang seharusnya masih belajar bersosialisasi dengan teman sebaya dan belajar berinteraksi dengan guru malah sudah dipaksa untuk dapat membaca dan berhitung untuk bekalnya masuk ke Sekolah Dasar.
Menurut saya pendidikan seperti memang bagus untuk menambah pengetahuan anak jaman sekarang untuk lebih lagi dari pada pengetahuan anak jaman dulu, tetapi di sisi lain bukankah ini malah memaksa anak untuk cepat dewasa dan tidak menikmati masa kecilnya dengan bahagia?
Kita mengetahui beberapa teori perkembangan, contohnya teori dari Sigmund Freud yang menyatakan ada 5 tahapan perkembangan, yaitu oral, anal, phalik, laten, dan genital. Jika anak tidak terpuaskan dalam satu tahap perkembangan tersebut, anak tersebut dapat melakukan penyimpangan, misalnya seorang anak yang tidak puas dalam tahap anal anak tersebut akan menjadi sosok yang pelit. Dan misalnya jika dalam teori kognitif, Jean Piaget, seharusnya anak yang berusia 11 tahun ke atas sudah dapat berpikir abstrak, tetapi dalam kenyataannya masih saja ada yang belum dapat berpikir dengan abstrak.
Menurut Bronfenbrenner, perkembangan seorang individu dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya. Saya setuju dengan pendapat tersebut. Seorang anak dapat berhasil di kehidupannya tergantung oleh orang tua dan orang lain yang berada dalam lingkungannya. Misalnya seorang anak yang terpenuhi kepuasannya pada masa kecil karena orang tuanya dapat meluangkan waktu untuk bermain dengannya dapat lebih menghargai orang tuanya dibandingkan  dengan anak yang orang tuanya bekerja setiap hari sejak pagi sampai dengan malam hari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar