Kamis, 12 Juni 2014

KARAKTERISTIK DAN PENDIDIKAN ANAK TUNA RUNGU




Pengertian
Istilah tunarungu digunakan untuk orang yang mengalami gangguan pendengaran yang mencakup tuli dan kurang dengar. Orang yang tuli adalah orang yang mengalami kehilangan pendengaran (lebih dari 70 dB) yang mengakibatkan kesulitan dalam memproses informasi bahasa melalui pendengarannya sehingga ia tidak dapat memahami pembicaraan orang lain baik dengan memakai maupun tidak memakai alat bantu dengar. Orang yang kurang dengar adalah orang yang mengalami kehilangan pendengaran (sekitar 27 sampai 69 dB) yang biasanya dengan menggunakan alat bantu dengar, sisa pendengarannya memungkinkan untuk memproses informasi bahasa sehingga dapat memahami pembicaraan orang lain.


Klasifikasi
Berdasarkan tingkat kehilangan pendengaran, ketunarunguan dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
      1. Tunarungu Ringan (Mild Hearing Loss)
      2. Tunarungu Sedang (Moderate Hearing Loss).
      3. Tunarungu Agak Berat (Moderately Severe Hearing Loss)
      4. Tunarungu Berat (Severe Hearing Loss)
      5. Tunarungu Berat Sekali (Profound Hearing Loss)


Berdasarkan saat terjadinya, ketunarunguan dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
  
      1. Ketunarunguan Prabahasa (Prelingual Deafness)
      2. Ketunarunguan Pasca Bahasa (Post Lingual Deafness)
Berdasarkan letak gangguan pendengaran secara anatomis, ketunarunguan dapat di-klasifikasikan sebagai berikut.
      1. Tunarungu Tipe Konduktif
      2. Tunarungu Tipe Sensorineural
      3. Tunarungu Tipe Campuran

Berdasarkan etiologi atau asal usulnya ketunarunguan diklasifikasikan sebagai berikut.
1.      Tunarungu Endogen
2.      Tunarungu Eksogen
  


Karakteristik Anak Tunarungu
  1. Karakteristik anak tunarungu dalam aspek akademik
    Keterbatasan dalam kemampuan berbicara dan berbahasa mengakibatkan anak tunarungu cenderung memiliki prestasi yang rendah dalam mata pelajaran yang bersifat verbal dan cenderung sama dalam mata pelajaran yang bersifat non verbal dengan anak normal seusianya.
  2. Karakteristik anak tunarungu dalam aspek sosial-emosional adalah sebagai berikut:
    • Pergaulan terbatas dengan sesama tunarungu, sebagai akibat dari keterbatasan dalam kemampuan berkomunikasi.
    • Sifat ego-sentris yang melebihi anak normal, yang ditunjukkan dengan sukarnya mereka menempatkan diri pada situasi berpikir dan perasaan orang lain, sukarnya menye-suaikan diri, serta tindakannya lebih terpusat pada “aku/ego”, sehingga kalau ada keinginan, harus selalu dipenuhi.
    • Perasaan takut (khawatir) terhadap lingkungan sekitar, yang menyebabkan ia tergantung pada orang lain serta kurang percaya diri.
    • Perhatian anak tunarungu sukar dialihkan, apabila ia sudah menyenangi suatu benda atau pekerjaan tertentu.
    • Memiliki sifat polos, serta perasaannya umumnya dalam keadaan ekstrim tanpa banyak nuansa.
    • Cepat marah dan mudah tersinggung, sebagai akibat seringnya mengalami kekecewaan karena sulitnya menyampaikan perasaan/keinginannya secara lisan ataupun dalam memahami pembicaraan orang lain.
  1. Karakteristik tunarungu dari segi fisik/kesehatan adalah sebagai berikut.
    Jalannya kaku dan agak membungkuk (jika organ keseimbangan yang ada pada telinga bagian dalam terganggu); gerak matanya lebih cepat; gerakan tangannya cepat/lincah; dan pernafasannya pendek; sedangkan dalam aspek kesehatan, pada umumnya sama dengan orang yang normal lainnya.
     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar