Minggu, 20 April 2014

Observasi sekolah




Kamis, 27 Maret 2014 , 09.54 wib
Pada hari kamis, kami berencana untuk mengecheck lokasi sekolah dan meminta izin pada sekolah tersebut. Awalnya kami optimis dengan sekolah tersebut karena sekolah ini salah satu sekolah yang sudah mempunyai nama. Kami berencana untuk mengobservasi sekolah tingkat dasar. Sesudah sampainya disana, kami dengan tidak mudah menerima izin dari pihak sekolah tersebut, dan akhirnya kami memilih untuk mencari sekolah lain. Dan setelah 2 sekolah ditolak akhirnya kami diterima untuk observasi di satu sekolah negri. Gurunya sangat welcome dengan kedatangan kami. Kami pun membuat janji pada pihak sekolah untuk kembali di esok harinya untuk mengobservasi cara pembelajaran disekolah tersebut. Dan inilah hasil observasi kami  :
Biodata sekolah
Nama Sekolah                           : SD. No. 060922
Alamat                                          : Jl. Kemuning, Tj. Rejo
Didirikan Tahun                         : 1973
Jumlah ruangan belajar disekolah ada 12 ruangan, sekolah ini memiliki toilet dengan keadaan air pet, dan memiliki kantor guru yang bergabung dengan perpustakaan kecil. Kami mengobservasi pembelajaran anak kelas 2 SD. Dikelas tersebut ada 21 siswa, yang terdiri dari 9 murid laki-laki, dan 12 murid perempuan. Kondisi perlengkapan di dalam kelas 2 SD yaitu adanya papan tulis (Kapur), Jam, foto Presiden & wakilnya, lemari kayu, peta Indonesia, poster nama-nama (buah,sayuran,alphabet,pancasila,undang-undang,dan hasil gambar siswa), kondisi lantai baik (sudah berkeramik), dan dinding kelas yang kotor karena coret-coretan, terdapat 16 meja dan 33 kursi.
Observasi pengajaran selama kelas berlangsung
Hasil Observasi guru dan siswa   :
Guru hanya fokus pada siswa yang duduk didepan, dan siswa yang didepan sangat aktif, tapi karena gurunya tidak menguasai sekeliling ruangan kelas, siswa yang duduk dibelakang sangat pasif, sehingga siswa tersebut kurang dapat perhatian dari gurunya. Lebih sering memberikan pertanyaan terhadap keseluruhan siswa. Guru  lebih sering menggunakan tipe pembelajaran berbentuk cerita seperti narasi yang berkaitan sehari-hari, sehingga komunikatif dalam membangun hubungan antara guru dan murid. Murid besikap positif terhadap apa yang dijelaskan oleh guru. Misalnya, menjawab setiap pertanyaan dari guru dengan aktif. Murid semangat menjawab pertanyaan saat diberi tahu akan diberikan reward atau hadiah.
Kritik dan saran dalam observasi yang kami amati :
Posisi duduk setiap murid diubah setiap minggu, sehingga murid dapat aktif.Kebersihan kelas dijaga, agar proses belajar-mengajar berjalan dengan nyaman.Selain memberikan tugas, guru seharusnya memberikan pelajaran berbentuk permainan agar siswa tidak jenuh dan pelajaran pun lebih bervariatif.Siswa yang duduk di belakang harus lebih sering dipantau dengan memberikan perhatian yang sama dibanding dengan siswa yang duduk didepan.
Analisis singkat dengan teori belajar
Description: images.jpgTeori Piaget 
                Proses kognitif : Anak usia 6 tahun sudah mulai mengetahui bahwa 5 mainan kecil, dapat disimpan didalam kotak yang kecil berukuran sama. Berarti ia sudah memanfaatkan skema angka/jumlah. Skema adalah konsep atau kerangka yang eksis didalam pikiran individu yang dipakai untuk mengorganisasikan dan menginterpretasikan informasi. Piaget mengatakan bahwa ada dua proses yang bertanggung jawab atas cara anak menggunakan dan mengadaptasi skema mereka yaitu asimilasi dan akomodasi. Piaget mengatakan bahwa ada dua proses yang bertanggung jawab atas cara anak menggunakan dan mengadaptasi skema mereka. Asmiliasi adalah suatu proses mental yang terjadi ketika seorang anak memasukkan pengetahuan baru kedalam pengetahuan yang sudah ada. Anak mengasimilasikan lingkungan ke dalam skema. Akomodasi adalah suatu proses mental yang terjadi ketika anak menyesuaikan diri dengan informasi baru. Anak menyesuaikan skema mereka dengan lingkungannya. Contohnya, Adi yang berumur 7 tahun yang diberikan sebuah krayon dan sebuah buku gambar untuk mewarnai gambar apel. Adi belum pernah menggunakan krayon untuk mewarnai, tetapi dengan mengamati cara gurunya menggunakan krayon tersebut, maka Adi dapat mengerti bahwa krayon gunanya untuk memberi warna pada gambar apel tersebut, dan cara penggunaannya dengan mencoret gambar apel tersebut. Setelah mengetahui hal ini Adi akan memasukkan pengetahuan ini ke dalam skema yang sudah dimilikinya (asimilasi). Tetapi Adi menggunakan krayon dan mewarnai gambar tersebut sangatlah tidak rapi, coretannya membuat gambar apel tidak seperti gambar apel, maka dari itu Adi harus sangat hati-hati dengan menggunakan krayon dalam mewarnai apel tersebut. Penyesuaian ini mencerminkan kemapuannya untuk mengubah sedikit pemahamannya tentang dunia (akomodasi).
Menerapkan Teori Piaget untuk Pendidikan Anak
Gunakan pendekatan konstruktivis. Piaget menekankan bahwa anak-anak akan belajar dengan lebih baik jika mereka aktif dan mencari solusi sendiri. Piaget menentang metode yang memperlakukan anak sebagai penerima pasif. Implikasi pendidikan dari pandangan Piaget adalah bahwa untuk semua mata pelajaran, murid lebih baik diajari untuk membuat penemuan, dan memikirkannya, bukan diajari menyalin apa-apa saja yang dikatakan oleh guru.
Fasilitasi mereka untuk belajar. Guru yang efektif harus merancang situasi yang membuat murid belajar dengan bertindak. Situasi seperti ini akan meningkatkan pemikiran dan penemuan murid. Jadikan ruang kelas menjadi ruang eksplorasi dan penemuan.
Perkembangan Kognitif
Pendekatan Piaget : Anak Operasional Konkret
Operasional konkret adalah tahapan ketiga dari perkembangan kognitif Piaget (rata-rata dari usia 7 hingga 12 tahun), dimana anak-anak berkembang dalam hal logika, tapi bukan tentang pemikiran yang abstrak. Menurut Piaget, pada sekitar usia 7 tahun, anak-anak memasuki tahap operasional konkret, dimana mereka bisa menggunakan berbagai operasional mental, seperti penalaran, memecahkan masalah-masalah konkret (nyata), seperti dimana harus mencari pensil yang hilang. Anak-anak pada usia ini sudah dapat berpikir dengan logis karena mereka tidak terlalu egosentris dari sebelumnya dan dapat mempertimbangkan banyak aspek dari situasi. Namun, pemikiran mereka masih terbatas pada situasi-situasi nyata saat ini dan sekarang.
Hasil dari observasi anak-anak usia 7-8 tahun, mereka sudah pandai dalam mengelompokan hal-hal yang nyata, contohnya anak kelas 2 SD sudah dapat memilah objek menjadi kelompok-kelompok, seperti bentuk, warna, atau keduanya. Mereka mengetahui bahwa mangga memiliki anggota yang lebih sedikit dibandingkan kelas dimana ia menjadi bagiannya seperti buah.
Adanya seriasi,penyimpulan transitif dan inklusi. Seriasi adalah kemampuan mengurutkan item sepanjang dimensi-dimensi. Penyimpulan transitif adalah pemahaman hubungan antara dua objek dengan mengetahui hubungan keduanya dengan objek ketiga. Inklusi kelas adalah pemahaman keseluruhan dan bagian-bagiannya.
Inilah hasil observasi kami dalam jenjang pendidikan sekolah dasar. Description: IMG_0068.JPG

Description: IMG_0072.JPG 

Minggu, 13 April 2014

Psikologi Kepribadian



Bagaimana memahami orang?
Stereotipe
(Karakteristik berdasarkan SARA)
+
Halo Effect
(Kesan positif atau negatif orang yang baru ditemui)
=
Implicit Personality Theory
(Tanpa sadar mengumpulkan sedikit fakta)

Agar kesimpulan tetap konsisten, fakta-fakta baru yang tidak mendukung diabaikan dan hanya memperhatikan fakta-fakta yang sejalan dengan kesimpulan awal.
Untuk mengurangi subjektivitas dilakukan percobaan ilmiah. Untuk memahami manusia (Kompleksitas Individu) berdasarkan pola feeling, thinking, dan behaving yang relatif konsisten dalam menyesuaikan diri terhadap tuntutan demi peningkatan kesejahteraan individu tersebut, meliputi aspek Human Universal, Individual Differences, dan Individual Uniqueness.
Kepribadian menurut para ahli:
1.      Wundt: Menganalisa proses mental melalui eksperimen yang dapat dimanipulasi dan dikontrol.
2.      Watson: Proses mental yang tidak dapat dilihat. (lebih tepat menganalisa melalui overt behaviour).
3.      Skinner: Hanyalah sekumpulan sistem respons dan habit yang dipelajari.
4.      Freud: Mengamati faktor-faktor yang tidak disadari yang menjadi sumber masalah bagi pasien-pasiennya. Fokus pada fungsi individu yang melibatkan aspek kesadaran dan ketidaksadaran.
5.      Murray dan Allport: Mempelajari kepribadian secara formal dan terestimasi.


Teori Kepribadian
            Suatu kerangka pikir yang terdiri dari serangkaian asumsi mengenai kepribadian, meliputi definisi empiris yang menjalin beberapa fenomena abstrak agar dapat diobservasi secara konkret.
Teori kepribadian harus:
1.      Dapat diuji.
2.      Dapat memperjelas data-data kepribadian.
3.      Berguna dalam memahami dan memprediksi perlaku.

Aspek Kepribadian
Psikopatologi dan Perubahan Perilaku
Meliputi analisa mengapa ada individu yang mampu atau tidak menangani stres.

Isu terhadap Human Nature

Free Will                                 vs                                 Determinism
Nature                                     vs                                 Nurture
Past Experience                       vs                                 Present Experience
Uniqueness                              vs                                 Universality
Equilibrium                             vs                                 Growth
Optimistic                               vs                                 Pesimistic

Agama dan Kepribadian



Pengertian Agama
Istilah Agama dalam bahasa Sanskerta terdiri dari kata ”a” berarti “tidak” dan “gama” yang berarti “Kacau Balau”. Jadi kalau kedua kata itu digabungkan maka agama berarti tidak kacau balau. Istilah yang ke dua adalah “Religare” dalam bahasa Latin yang berarti “Terikat” dan dalam bahasa Semit disebut dengan “Din” yang berarti “Hukum”. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa Agama adalah Hukum-hukum yang mengikat masyarakat agar tidak kacau balau.
Kata “Religare” juga dapat berarti “mengembalikan ikatan”, “mengikatkan kembali”. Dari istilah ini dapat diartikan bahwa “agama” usaha manusia untuk mengembalikan, memulihkan hubungan yang rusak antara manusia dengan Allah. Hubungan yang rusak antara manusia dengan Allah pertama sekali terjadi ketika manusia (Adam dan Hawa) jatuh dalam dosa.
Peranan Agama dalam Kehidupan Manusia

Seperti yang ditulis dalam  2 Timotius 3:16 bahwa Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.

Jadi agama memiliki 3 peran dalam kehidupan manusia, yaitu :

1. Agama berperan untuk mengubah pribadi manusia. Maksudnya, agama bukan mengubah kepribadian seseorang secara mutlak, melainkan mengubah perilaku manusia dari perilaku-perilaku yang tidak sejalan dengan ajaran agama menjadi sejalan dan baik menurut agama yang bersangkutan. Ajaran agama juga menjadi norma dan nilai yang digunakan setiap orang di dalam berperilaku.

2. Agama berperan memperbaiki keadaan masyarakat. Di dalam kehidupan manusia yang kompleks dan majemuk, sering kali terjadi konflik baik antar sesama manusia maupun dengan lingkungan. Maka, dengan penghayatan yang baik terhadap ajaran agama dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, diharapkan konflik antar sesama jadi hilang dan manusia semakin mencintai alam dengan peduli akan kelestariannya.

3. Agama mempersatukan masyarakat. Meskipun di dalam realita kehidupan, sering kali terjadi konflik antar agama, namun sesungguhnya itu bukanlah sesuatu yang diinginkan setiap umat beragama. Melainkan adanya oknum-oknum  yang memanfaatkan perbedaan itu ke arah konflik. Di sinilah agama berperan untuk mempersatukan masyarakat tanpa memandang bulu melalui ajaran-ajarannya yang mengajak manusia itu untuk bersikap terbuka dan toleransi.

Definisi Agama Kristen
Kata “Kristen”  berasal dari kata “Kristus” dalam bahasa Yunani “Christos” yang berarti “Yang Diurapi” atau “Yang Dilantik” sebagai Penyelamat, karena pada masa Perjanjian Lama, Raja-raja dinobatkan melalui pengurapan minyak. Jadi orang Kristen adalah orang percaya yang mengikuti Yesus Kristus yang telah dilantik sebagai Juru selamat.
Agama Kristen adalah agama penyataan yang pengajaran keselamatannya didasarkan kepada pekerjaan penyelamatan Yesus Kristus. Keselamatan itu diterima oleh orang yang percaya akan pekerjaan penyelamatan tersebut dan diperlihatkan lewat perbuatan orang yang setia kepada firman-Nya bahkan bersedia menderita bagi kemuliaan nama-Nya.
Dalam Kisah Para Rasul 11:26, kata “orang Kristen” dipergunakan bagi sejumlah besar orang Antiokhia yang percaya akan Yesus Kristus dan setia kepada ajaran-Nya. Makna “orang Kristen” di sini harus dikaitkan dengan istilah “Murid” dan istilah ini merujuk kepada kehidupan mereka yang berbeda dengan masyarakat sekitar karena mereka adalah murid-murid yang setia. Sedangkan dalam Kis. 26:28 kata tersebut digunakan untuk orang yang percaya bahwa Kristus adalah Mesias yang menjadi penyelamat, karena telah mati untuk dosa manusia dan mengalahkan kematian itu lewat kebangkitan-Nya dari antara orang mati.
Perbedaan Agama Kristen dengan Agama Lain
Agama Kristen memiliki kekhasan bila dibandingkan dengan agama-agama yang lain. Agama Kristen adalah agama yang didasarkan kepada apa yang dinyatakan Allah lewat kesaksian dalam Alkitab.
1.      Dalam agama Kristen, Tuhan menyatakan diri-Nya lewat Yesus Kristus sebagai Juru selamat yang rela menjadi pengganti bagi kita, sehingga kalau kita percaya kepada Yesus, kita tidak akan dihukum, tetapi sebaliknya diselamatkan / diampuni. Sedangkan dalam agama lain tidak ada penyelamat atau penebus dosa karena mereka berprinsip manusia sendirilah yang harus membayar hutang dosanya sendiri dan Allah, adalah maha pengasih dan penyayang, mengampuni manusia berdosa begitu saja tanpa ada penebusan ataupun penghukuman. Dari sudut pandang Kristen, ini menunjukkan Allah itu kehilangan keadilan-Nya.
2.      Prinsip dalam ke Kristenan adalah Allah mencari manusia. Namun, prinsip dari agama lain adalah manusia mencari Allah (dengan jalan membuang dosa, berbuat baik, berbakti, dan sebagainya).
Dalam Lukas 19:10 Yesus berkata:
“Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang”.
Istilah ‘Anak Manusia’ menunjuk kepada Yesus, yang juga adalah Allah sendiri. Jadi ayat ini lagi-lagi menunjukkan bahwa pada waktu manusia itu terhilang dalam dosa, Allah mencari manusia untuk menyelamatkannya.
Dalam Roma 3:11 dikatakan bahwa:
“Tidak ada seorang pun yang berakal budi, tidak ada seorang pun yang mencari Allah”.
Sebetulnya manusia bisa mencari Allah, tetapi itu baru bisa terjadi kalau Allah sudah terlebih dahulu mencari dia dan bekerja di dalam dirinya, sehingga ia lalu mencari Allah. Kalau Allah tidak mencari manusia lebih dulu dan bekerja di dalam diri manusia itu, maka manusia itu tidak akan mencari Allah.
3.      Dalam agama Kristen, kita dapat diselamatkan hanya karena iman / percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru selamat, dan sama sekali bukan karena perbuatan baik kita. Sedangkan dalam agama lain, perbuatan baik mempunyai andil untuk menyelamatkan manusia. Sedangkan dalam agama kristen, sekalipun perbuatan baik itu juga harus dilakukan, tetapi sama sekali tidak punya andil dalam menyelamatkan kita.
Terlihat dari ayat Efesus 2:8-9:
“Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri”
Peranan Agama dalam Pembentukan dan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa Kristen
Mahasiswa Kristen sebagai calon-calon pemimpin masa depan diharapkan memiliki kesadaran yang sehat akan kehidupan dan arah kehidupannya serta memiliki integritas yang tinggi yang didasarkan pada keyakinan dan penghayatan yang kuat terhadap ajaran agama Kristen. Melalui hal tersebut, maka akan tercipta mahasiswa Kristen yang takut akan Tuhan, dan bukan hanya untuk menambah pengetahuan agama, namun sebagi pengembangan kehidupan rohani di dalam bahkan di luar kampus.  
Refleksi singkat dalam kehidupan sehari-hari misalnya kita tidak hanya mengasihi orang-orang yang seagama dengan kita, satu suku, atau hanya dalam keluarga saja, tetapi kita harus mengasihi sesama kita, baik itu dari agama lain, suku lain, ataupun yang tidak memiliki hubungan darah sekalipun. Menjalin komunikasi yang baik dengan sesama kita terlebih lagi dengan Tuhan.

Alkitab dalam kehidupan sehari-hari



Agama Kristen adalah agama penyataan                                                                                
Agama Kristen disebut sebagai agama penyataan karena agama ini didasarkan pada penyataan Allah tentang diri-Nya, manusia dan hubungan antara Allah dengan manusia. Dalam agama ini diyakini bahwa konsep mengenai Allah bukan berasal dari pemikiran manusia sendiri karena kemampuan manusia terbatas.
Ada dua macam penyataan yaitu penyataan secara umum dan penyataan secara khusus.
a.       Penyataan secara umum ialah penyataan Allah kepada semua manusia tanpa terkecuali. Allah menciptakan manusia sedemikian rupa sehingga ada kesadaran religius dalam dirinya. Lewat karya penciptaan, sejarah kehidupan manusia, dan hati nurani manusia tersebut, manusia itu dapat menyadari adanya Allah dan membedakan yang baik dan buruk. Namun kesadaran ini tidak dapat disebut sebagai pengenalan Allah yang berarti manusia tak mungkin mengenal Allah dengan benar.
b.      Manusia membutuhkan pengenalan lain untuk mengenal Allah melalui penyataan khusus, yaitu penyataan Allah secara khusus kepada manusia sejak manusia jatuh ke dalam dosa, misalnya melalui hukum taurat, kesaksian para nabi, terutama lewat anak-Nya yang tunggal yaitu Yesus Kristus. Penyataan ini bisa diberikan dalam bentuk lisan, tulisan, maupun penglihatan, terutama dapat dikenali melalui kesaksian yang tertulis dalam Alkitab.
Perbedaan agama Kristen sebagai agama penyataan dengan agama-agama non penyataan yaitu pengenalan akan Allah namun hanya melalui penyataan yang berbentuk tulisan, misalnya pada kitab suci dan dapat diterima dengan akal manusia. Sedangkan dalam agama Kristen sebagai agama penyataan, karena yang utama dari penyataan-penyataan Allah dalam agama Kristen dapat dikenali oleh Alkitab dan melalui ciptaan-Nya serta tidak dapat diukur oleh akal manusia, karena penyataan-penyataan itu melampaui akal manusia karena Allah memberi penyataan yang tidak terbatas. Maka dari itu penyataan-penyataan Allah harus kita terima dengan mata iman.

Proses pengilhaman Alkitab
Alkitab disebut Firman Allah karena segala yang dituliskan dalam Alkitab adalah penyataan kehendak-Nya. “Diilhamkan” berarti “Dinafaskan”. Pengilhaman di sini bukan berarti Alkitab benar secara harfiah atau penyataan Allah adalah tulisan dalam Alkitab secara harfiah. Maksudnya semua kata-kata dalam Alkitab berasal dari Allah sendiri dan tanpa dipengaruhi oleh budaya, sifat, situasi, dan bahan yang dipergunakan oleh penulis itu. Sedangkan dalam kenyataannya, tiap kitab atau tulisan yang diilhamkan pada Alkitab memiliki karakteristik, tujuan penulisan,  dan penekanan yang khas. Menurut 2 Timotius 3:16, ada 3 pihak yang bekerja dalam penulisan kitab yang diilhamkan oleh Allah, yaitu Allah Bapa yang memberi penyataan, Roh Kudus yang menggerakkan dan menguasai penulis, dan penulis yang hidup dalam keadaan yang manusiawi yang menggunakan bahasa, konsep, atau budaya yang lazim diterima pada masa tersebut.

Kanonisasi Alkitab
Kata “Kanon” berasal dari kata “Kaneh” yang berarti “Buluh”, kemudian dipahami sebagai suat alat yang terbuat dari buluh, lalu akhirnya diartikan sebagai “Ukuran”. Yang dimaksud Kanonisasi Alkitab adalah proses penyeleksian atau pengukuran tulisan-tulisan para nabi apakah tulisan tersebut benar-benar firman Allah (pernyataan dari Allah) atau bukan. Pemilahan antara tulisan antara yang diilhami dengan yang tidak itu bertujuan untuk menentukan tulisan yang berotoritas sebagai dasar kepercayaan dan perilaku orang beriman. Roh Allah tidak hanya bekerja pada proses penulisan tetapi juga dalam pengenalan dan pengumpulan tulisan-tulisan yang diilhamkan Allah.

Implikasi Alkitab dalam Kehidupan Sehari-hari
Implikasi Alkitab sebagai media penyataan Allah dalam kehidupan orang Kristen sehari-hari yaitu Pertama, Alkitab adalah tulisan yang diilhamkan oleh Allah, jadi tidak boleh disamakan dengan tulisan-tulisan kuno lain, misalnya buku sejarah. Karena di dalamnya berisi penyataan Allah. Kedua, tulisan di dalam Alkitab secara harfiah tidak berkuasa, namun penyataan Allah yang di dalamnyalah yang memiliki makna ilahi. Bukan tulisannya, bukan kitab-kitabnya, ataupun Alkitabnya. Maka dari itu, sikap terhadap Alkitab tidak perlu berlebihan, misalnya memperlakukan Alkitab sebagai jimat. Ketiga, seluruh bagian dari Alkitab tidak boleh dikurangkan atau dilalaikan dan dianggap berotoritas rendah antara kitab satu dengan yang lain karena semua bagian kitab adalah yang diilhamkan oleh Allah. Jadi kita tidak boleh menganggap Injil Matius lebih rendah dari Injil Yohanes atau yang lainnya.